REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Hampir sebagian besar bisnis sudah menggunakan digital marketing. Tak peduli bisnis besar atau kecil, pemasaran dengan cara tradisional sudah mulai ditinggalkan karena tidak lagi efektif di zaman yang serba online ini.
Benarkah? Berdasarkan laporan Meta dan Bain & Company, jumlah konsumen digital di Indonesia ditaksir sebanyak 168 juta orang pada 2022. Jumlah itu mengalami kenaikan 9,09 persen dibandingkan pada 2021 sebanyak 154 juta orang.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang paham mengenai dunia digital dan aktif melakukan aktivitas digital. Besarnya angka konsumen digital ini tentu saja menjadi peluang besar bagi para entrepreneur dalam mengembangkan bisnis ke dalam dunia digital. Namun sayangnya, tak semua bisnis owner dan entrepreneur bisa menerapkan digital marketing dengan optimal.
Hal sederhana tersebut dapat terlihat dari masih banyaknya brand atau bisnis yang belum memiliki website atau minimal landing page, sosial media yang tak terurus dan berantakan, hingga sekedar foto produk yang kurang menggugah bahkan nama brand yang tidak banyak dikenal orang.
Hal ini menarik perhatian salah satu brand builder muda Indonesia Kevin Tania. Kevin telah berhasil menjalankan beberapa model bisnis dengan mengoptimalkan data konsumen digital dan mentransformasi bisnis tradisional ke dalam sistem online.
Kevin menyebut banyak kendala atau kesulitan yang dihadapi para entrepreneur semasa membangun bisnisnya.”Kesulitan seperti kekurangan strategi marketing yang baik untuk menjangkau pasar, kurangnya kemampuan memahami apa yang dibutuhkan pasar dan konsumen, kurangnya kesiapan entrepreneur itu sendiri dalam hal operational, finance, HR serta tidak adanya komunitas yang supportif untuk membantu para entrepreneur growth dan survive ketika berhasil,” ujarnya, Kamis (9/2/2023).
Perlu diketahui, Kevin Tania berhasil membangun sebuah ekosistem berkelanjutan yang dapat membantu para entrepreneur dapat growth secara pengembangan model bisnis juga pengembangan sistem branding dan marketing yang tepat lewat platform bernama punyamentor.
Punyamentor merupakan media company & digital growth agency yang siap membantu banyak entrepreneur lewat platform edukasi, komunitas entrepreneur dan jasa digital marketing.
Diketahui, Punyamentor adalah platform yang membantu bisnis untuk mencapai perkembangan brand sesuai dengan tujuan setiap perusahaan dengan menjalankan strategi penjualan, strategi pemasaran dan growth hacking yang tidak banyak brand atau perusahaan lain gunakan.
Selain itu, ada hal lain yang menarik dari punyamentor yang menyediakan wadah atau komunitas punyamentor yang merupakah sebuah ekosistem digital atau tempat dimana setiap pihak bertemu, melakukan aktivitas bertukar informasi bahkan hingga transaksi, melakukan sharing strategi, dan mulai mengembangkan usahanya dengan mengoptimasi data dan informasi yang terjadi di dalam komunitas.
“Adanya platform punyamentor dalam mempertemukan semua pihak yang saling membutuhkan dan menguntungkan, mempertemukan bisnis owner, perusahaan, vendor, konsumen digital, penyedia hingga pengguna sehingga brand atau produk atau jasa yang ada di Indonesia terutama produk lokal dapat dikenal dan bersaing secara global, ” ucapnya.
Kevin pun berharap agar data proyeksi puncak ekonomi digital terus naik hingga kuartal 2025 dari 2019 berdasar laporan Temasek, Google, dan Bain & Company dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para entrepreneur ikut serta mengembangkan berbagai model bisnis melalui platform punyamentor dan mengambil bagian sebagai pelaku ekonomi digital yang berhasil.