Media Informasi, Sumbawa Barat — Upaya berkelanjutan untuk memperbaiki lingkungan di Desa Poto Tano terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat melalui Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim). Dalam langkah terbaru ini, Disperkim telah berhasil melakukan normalisasi drainase yang menjadi sumber permasalahan.
Penumpukan sedimentasi yang terdiri dari tanah, sampah plastik, dan potongan kayu telah menyebabkan gangguan pada aliran air dalam drainase tersebut. Irigasi yang tadinya berfungsi sebagai saluran air utama menjadi tersumbat, menciptakan bau tidak sedap akibat air yang tercemar oleh sampah-sampah tersebut.
Kepala Disperkim KSB, Ir. H. M Alimin, MM menjelaskan, bahwa pihaknya telah melakukan normalisasi drainase sebagai bagian dari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Pembersihan dan pengerukan drainase merupakan langkah awal yang sangat penting.
“Kelancaran aliran air pada drainase memiliki peran yang sangat penting agar lingkungan permukiman setempat sehat dan terhindar dari bau yang tidak mengenakkan karena banyaknya sedimen yang menumpuk,” kata Kepala Disperkim KSB, Ir. H. M. Alimin, MM kepada media, Jum’at pagi (23/06/2023).
Dalam kerja sama yang kuat antara Disperkim dan masyarakat setempat, tindakan normalisasi ini juga melibatkan proses hilirisasi air limbah dan air genangan dari pemukiman warga menuju muara pembuangan. Proses ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat dengan melakukan pembersihan secara bersama-sama.
“Hasilnya, air limbah dari rumah tangga kini dapat mengalir lancar menuju lokasi pembuangan tanpa hambatan,” jelasnya.
Tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan aliran air, upaya normalisasi ini juga bertujuan sebagai langkah antisipasi untuk mencegah penyakit yang dapat muncul akibat lingkungan yang kumuh dan tercemar.
“Kawasan yang tidak terawat dengan baik, ditambah dengan drainase yang tersumbat, dapat menjadi tempat berkembangnya penyakit-penyakit berbahaya,” ujar Kepala Dinas yang akrab disala H. Alimin itu.
Situasi unik di Desa Poto Tano, yang berada dekat pesisir laut, menjadikan masalah drainase semakin rumit. Air laut masuk ke dalam pemukiman saat pasang dan kesulitan untuk keluar karena elevasi pemukiman yang lebih rendah.
“Kami menyadari tantangan ini, dan kami terus mencari solusi terbaik untuk menghadapinya. Salah satu solusi yang tengah diimplementasikan adalah penyediaan tanah urugan. Para pemilik rumah akan bergotong royong melakukan penimbunan untuk mengurangi risiko dampak akibat pasang laut,” tegasnya.
Langkah-langkah yang dilakukan Disperkim ini menunjukkan komitmen Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat. “Dengan kolaborasi antara lembaga pemerintah dan warga, diharapkan Desa Poto Tano akan menjadi contoh bagi daerah lain dalam menjaga kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakatnya,” pungkasnya. (Bon).